Revolusi Belum Selesai!: Indonesia Berada pada Batas Sosial Politik yang Mengerikan

Revolusi Belum Selesai!: Indonesia Berada pada Batas Sosial Politik yang Mengerikan

Opini:
Revolusi Belum Selesai!: Indonesia Berada pada Batas Sosial Politik yang Mengerikan
Oleh Djoko Sukmono

 

MONOLOG
Apakah aku harus Bangkit diantara serpihan serpihan dan Debu Debu Republik ini

Ataukah Kubiarkan saja dan Republik ini akan Tenggelam

PROLOG
Perintah sejarah kepada seluruh anak bangsa Indonesia, seluruh elemen masyarakat, dan seluruh Rakyat Indonesia.
Adalah revolusi?

Indonesia berapa pada situasi batas sosial politik yang mengerikan.
Laksanakan Perintah Sejarah ini
Dan Laksanakan Revolosi Indonesia
Lakukan tindakan-tindakan Revolusioner sekarang. Serpihan Republik Indonesia

Di Repunlik Indonesia ini yang tersisa hanyalah serpihan-serpihan Republik yang tidak terhubung dengan Republik itu Sendiri. Siapakah Mereka?

Mereka adalah orang-orang yang menghuni rumah Republik Indonesia ini yang meng-klaim sebagai yang paling berjasa terhadap berdirinya Republik ini.

Dan debu-debu itu yang membikin Negara Bangsa Indonesia ini menjadi keruh.

Sedangkan Konstruksi dari Republik yang sesungguhnya tidak melakukan tindakan politik apapun terhadapnya dikarenakan adanya pemasungan oleh rezim militer.

Perjalanan Republik Indonesia ini secara Sosio Historis memang diwarnai oleh konflik yang berkepanjangan.

Dan konflik ini telah membudaya di setiap individu dan di setiap kelompoknya dan menembus relung-relung terdalam di tingkat masyarakat, bangsa dan negara.

Republik Indonesia ini adalah Adonan yang tidak pernah bisa dijadikan sebuah Bentuk Sempurna sebagai Sebuah Republik.

Kebangsaannya rentan terhadap Disintegrasi
Kemasyarakatannya rentan terhadap Konflik
Pemerintahannya Rentan terhadap Perubahan

Republik itu sama sekali tidak terhubung dengan yang adi-kodrati juga tidak terhubung dengan agama.

Namum Republik itu murni terhubung dengan konstitusi.

Sementara Wahana yang tersedia bagi tindakan politik di Republik Indonesia ini cenderung menggunakan Politik Sontoloyo!

Republik Indonesia ini benar-benar dijalankan secara murni dan konsekuen dimulai Dekrit Presiden Sukarno Pada tgl 5 Juli 1959.

Itulah Demarkasi Politik Republik Indonesia dengan penemuan kembali jalannya Revolusi Indonesia. Rakyat Indonesia adalah budi pekerti, nurani kemanusiaan yang merupakan simbul dari Republik Indonesia.

Sehingga Revolosi Indonesia ini bukan Revolusinya Soekarno melainkan Revolusinya seluruh rakyat Indonesia.

Trikora, Dwikora dan tindakan politik Rakyat Indonesia sejumlah 21 juta orang yang mendaftar sebagai Sukarelawan Indonesia.

Inilah sebuah Republik itu
Sehingga Indonesia Menjadi Menjadi Mercusuar Dunia

Namun Neo Kolonialisme dan Neo Imperialisme (Nekolim) sebagai musuh Republik Indonesia dan sekaligus musuh seluruh rakyat Indonesia dan menghancurkan eksistensi Republik Indonesia.

Dan, secara bersamaan Paduka Yang Mulia Pemimpin Besar Revolusi, Penyambung lidah rakyat Indonesia Bung Karno mengalami kesenjaan hidup dan Kekuasaan jatuh ke genggaman NEKOLIM beserta antek-anteknya.

Dan sampai hari ini, di bulan Maret tahun 2025 ini, bahwa konflik sesama anak bangsa semakin tajam dan meruncing.

Republik Indonesia yang otentik tidak terpaku kepada geo-politik, republik itu adalah menjalankan perintah konstitusi dan tunduk kepada perintah rakyat.

Rakyat Indonesia otentik adalah simbol politik di republik ini, bukan obyek daripada begundal-begundal politik itu.

Kesalahan dari pemerintah dan juga elemen masyarakat adalah pembiaran terhadap anak bangsa Indonesia ini.

Generasi muda tidak disadarkan secara mendalam  nahwa Republik Indonesia ini adalah miliknya.

Oleh sebab itu, mari bersama-sama gotong royong untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara demi sebuah kehidupan manusia yang selalu memanusiakan manusia lainnya. ***)

 

Posted: sarinahnews.com
Surabaya, 30 Maret 2025

Penulis: Djoko Sukmono
Badan Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pemuda Nasionalis Marhaenis (NASMAR)

Sumber: https://www.marhaenis.com/indonesia-berada-pada-situasi-batas-sosial-politik-yang-mengerikan-revolusi-belum-selesai/