Artikel:
Pemikiran Singkat Marxisme: Kelimpahan dan Kelangkaan Adalah Hukum Rasional Sejarah
Oleh Djoko Sukmono
Keberuntungan itu tidak ada
Hadiah itu tidak ada
Ketika keduanya datang
Itu adalah pertanda kalian telah dieksploitasi
Ketika saya terbangun dari tidur saya baru menyadari bahwa pagi ini saya mempunyai kewajiban sebagai individu konkret untuk beraktivitas.
Segera saya ke kamar mandi untuk buang air kecil dan kemudian saya bernafas dengan lega. Kemudian meneguk segelas air putih hangat dan Segar, kondisi ini ditunjang dengan hirupan udara pagi yang sejuk membuat saya merasa bahagia dan sehat.
Diufuk timur matahari bersinar dan telah menyalurkan kehangatan kepada semua makhluk tanpa kecuali, dalam artian tidak ada berlaku diskriminasi.
Dengan secangkir kopi panas dan sebungkus rokok Dji Sam Soe, mulailah saya merangkai tindakan produktif dalam rangka ada dan menjadi ada.
Dibenak saya muncul Suatu pemikiran bahwa inilah kelimpahan materi yang saya miliki sehingga saya mempunyai kebebasan untuk menggunakannya.
Namun ada suatu pertanyaan yang juga muncul, apakah yang terjadi jika ketika bangun tidur saya tidak mendapati materi yang saya butuhkan itu? Tentunya saya akan menderita.
Dalam bahasa marxis ini dinamakan berada pada situasi “Kelangkaan”.
Kelimpahan dan kelangkaan inilah yang kemudian dinamakan dengan materialisme historis dialektltis. Inilah awal bahasa para marxian yang mengatakan bahwa manusia adalah endapan endapan dari struktur sosial ekonomi.
Definisi para marxian itu memang benar-benar dan definitif, karena jika dilihat dari aktivitasnya seluruh anak manusia konkret ini serba materi atau dengan bahasa yang keren manusia itu totalitas keberadaannya adalah materi (disebut juga sebagai benda ekonomi).
Kemudian pertanyaan timbul, apakah Marxisme itu adalah suatu situasi Kelangkaan saja? Tidak!
Apakah Marxisme itu adalah suatu situasi kelimpahan? Tidak!
Marxisme memberikan Penjelasan dengan jelas bahwa kelimpahan dan kelangkaan itu adalah Hukum Rasional Sejarah yang terus menerus berdialektika disepanjang jalan sejarah yang tiada berbatas.
Setiap anak manusia yang tinggal di muka bumi ini adalah marxistis namun belum tentu komunistis
Ada buku kecil yang menjadi pedoman para komunistis yang bernama Buku Merah yang diberi nama Manifesto Komunis, kemudian ada juga buku besar karangan Karl Marx yang diberi nama DAS KAPITAL.
Namun Marxisme sendiri dalam artian seorang marxian adalah seorang yang percaya kepada Marxisme dengan buku besar yang diberi nama materialisme historis DIALEKTIS.
Marxisme adalah keniscayaan sejarah
Marxisme adalah gerak sejarah kehidupan sosial manusia yang konkret
Dari Mark kita bisa belajar tentang gerak materi yang memasuki sendi-sendi kehidupan sosial anak manusia di dalam HISTORISITASNYA
Kemudian substansi di dalam pergerakannya mengalami suatu benturan-benturan yang kontradiktif dengan situasi sosial konkret.
Buku Das Kapital diawali dengan Bahasa yang keren yaitu: Benda Ekonomi yang telah mengalami transformasi dan distribusi kepada struktur ekonomi
Di dalam Manifesto Komunis diawali dengan bahasa yang mengerikan yaitu: Ketika Komunisme menghantui dunia, sedangkan materialisme historis Dialektis diawali dengan bahasa: “Pada kelangkaan dan kelimpahan”.
Kesalahpahaman yang terjadi di publik Indonesia tentang Marxisme sampai saat ini belum selesai meskipun Negara sendiri sudah menyatakan bahwa kecelakaan sejarah yang terjadi di Era kepemimpinan Soekarno tentang keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam peristiwa Gerakan tiga puluh September (G30S/PKI).
Ada juga yang menyebutkan gerakan satu Oktober (Gestok) dinyatakan sebagai perjalanan sejarah kelam bangsa ini, dan ‘Negara’ secara resmi minta maaf atas terjadinya tragedi tersebut.
Namun di tingkat masyarakat dan beberapa komponen bangsa masih menganggap bahwa Gestok tahun 1965 itu adalah bentuk penghianatan Partai Komunis Indonesia (PKI) kepada bangsa dan negara.
Hal tersebut mengakibatkan komunisme dianggap sebagai partai anti Pancasila.
Dan, dari virus mental yang disebarkan oleh Rejim Suharto selama 30 tahun membuat banyak anak Bangsa yang ketakutan dengan komunisme tanpa ada filterisasi pemikiran.
Jangankan membaca karya besar dari Karl Mark, mendengar namanya saja sudah takut, seolah komunis itu hantu yang mengerikan.
Dan foto Karl Mark dianggap sebagai Drakula Idiologis yang Kejam.
Sampai saat ini masih banyak orang di Indonesia beranggapan bahwa komunisme adalah anti Tuhan dan anti Agama.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa doktrin yang diterapkan oleh Rejim Suharto selama 30 tahun tentang bahaya Laten Komunis telah Sukses.
Kesuksesannya boleh dikatakan telah sanggup menyerang kesadaran hampir setiap anak Bangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
Namun ketika pintu dan jendela Dunia dibuka oleh momen historis yang bernama DIGITALISASI maka mulailah ada suatu situasi yang lebih kondusif di dalam memandang Marxisme khususnya tentang sikap mental anak Bangsa terhadap Komunisme,
Tulisan ini hanya sekadar mengingatkan bahwa yang kita pelajari tidak harus dipercayai.
Saya sebagai yang percaya kepada Pancasila, bolehlah kiranya mempelajari idiologi-idiologi Besar Dunia termasuk mempelajari Liberalisme dan sebagainya.
Inilah sekelumit tentang Marxisme sepanjang yang saya mengerti.
Note:
Marxisme bukan diwakili oleh ‘Negara’.
Marxisme adalah gerak sejarah Materi di dalam Men-Dunia.
Komunisme tidak mewakili secara mutlak tentang Marxisme.
Tidak ada Negara yang berdasarkan kepada Marxisme.
Yang ada adalah Negara yang berdasarkan kepada Sosialisme.
U S S R (Uni Sovyet Sosialis Republik) adalah sebuah negara yang beridiologikan Leninisme/Komunisme yang menyatakan sebagai ‘Raksasa Sosialisme Internasional’.
Sehingga idiologi ini bersifat Ekspansif Aktif
Uni Sovyet Sosialis Republik (USSR) adalah raksasa dunia sampai dengan keruntuhannya Pada th 1991.
Jerman Timur itu adalah Negara satelitnya Uni Sovyet.
Jadi dengan demikian setiap negara yang beridiologikan Leninisme/komunisme merupakan serpihan serpihan dari Marxisme.
Marxis Marxis Bebas gentayangan di setiap lorong lorong kehidupan sosial manusia dimuka bumi ini.
Mereka tidak harus hidup di sebuah Negara yang beridiologikan Komunisme. ***)
Posted: sarinahnews.com
Surabaya, 8 Maret 2025 – 22:31 WIB
Penulis: Djoko Sukmono
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Gerakan Pemuda Nasionalis Marhaenis
(NASMAR)
Sumber: https://www.marhaenis.com/pemikiran-singkat-tentang-marxisme-kelimpahan-dan-kelangkaan-adalah-hukum-rasional-sejarah/